Breaking News

Rabu, 10 Juni 2015

PERJUSAMI

Paradise Magz - Perkemahan Jumat Sabtu Minggu yang berlangsung pada 31 Januari hingga 1 Februari lalu berlokasi di Sumpur, Batipuh Selatan (±32 km dari batusangkar).  Berdasarkan data dari ketua pelaksana Perjusami, Aziz Al-Qadhar, Perjusami diikuti  sekitar 200 peserta dari kelas X ditambah dengan 42 orang panitia yang terdiri dari pramuka reguler dan OSIS.
Sasaran utama Perjusami yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X SMA 1 Batusangkar ini adalah upacara pelantikan kacu, sesuai dengan tuntutan wajib pramuka kurikulum 2013. Disamping pelantikan kacu bagi pramuka wajib, pada perjusami juga diadakan pelantikan bantara bagi pramuka reguler yang telah memenuhi syarat.
Banyak kisah pada Perjusami yang menarik untuk diceritakan kembali. Satu bulan sebelum Perjusami, seluruh siswa kelas X dibagi dalam 19 sangga, dalam hal ini putra dan putri dipisah tentunya, 7 sangga putra dan 12 sangga putri dengan anggota 10 Sampai 16 orang per sangganya. Setiap sangga dikoordinir oleh seorang pimpinan sangga (pinsa) yang merupakan peserta pramuka reguler, pinsa tersebut didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting. Tiga pekan berturut-turut sebelum tanggal Perjusami yang telah ditetapkan, seluruh peserta yang telah dibagi dalam beberapa sangga wajib mengikuti pembekalan dari pembina. Pembekalan tersebut berupa cara mendirikan tenda. Mulai dari tali-temali, hingga cara melipat tenda sesudah digunakan.
Meskipun pembekalan  wajib diikuti, tapi tidak sedikit dari calon peserta Perjusami yang curang dengan cara tidak mengikuti pembekalan. Beribu alasan klasik dikemukakan. Mulai dari kurang sehat, flu, les/bimbel, latihan bola, urusan keluarga, adiknya yang sendiri dirumah, sanak family yang sedang dirawat dirumah sakit, hingga alasan tidak masuk akal seperti menemani mama dan kakak dirumah. Alhasil, calon peserta dengan mental curang tersebut diambil alih oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang juga pembina pramuka SMA 1 Batusangkar, Bapak Noflismen Anas, M.Pd, dalam pramuka kerap disapa kak Nof. Kak Nof berhasil menjaring lebih dari 20 orang calon peserta curang ketika patroli ke seluruh local kelas X. Mereka dikumpulkan dan diinterogasi satu per satu. Semuanya terlihat tegang, mereka telah memikirkan sanksinya, seperti membawa satu pot bunga ukuran besar.
Akhirnya, didapatkanlah alasan mengapa tidak mengikuti pembekalan. Ternyata, Alasan utamanya adalah malas mengikuti perjusami tersebut, karena itu melelahkan. Alasan lainnya adalah alergi dingin, ada urusan keluarga, dsb. Terkait alasan tersebut, kak Nof menyunggingkan tawa beberapa saat. Lalu melanjutkannya dengan memberikan pencerahan, bahwa perjusami itu sangat bagus untuk pribadi kita masing-masing. Dan ditegaskan kembali bahwa tidak seorang pun yang boleh tidak mengikuti Perjusami, karena ini tuntutan kurikulum 2013 yang nilainya juga dicantumkan dalam laporan hasil belajar. Namun, ada satu hal yang dapat ditoleransi,  yaitu sakit kronis yang di idap oleh calon peserta dan telah menunjukkan surat keterangan dokter spesialis.
H-5 hingga H-1 Perjusami, seluruh sangga sibuk memenuhi kebutuhan sangga  mereka masing-masing, baik itu alat, maupun bahan. Sangga putra ataupun putri harus dapat menyiapkan seluruh kebutuhannya masing-masing. Mulai dari tenda, tongkat, tali, terpal, tikar, kuali, kompor, hingga bahan mentah makanan harus disiapkan.
Memang, Dimana-mana yang curang itu selalu saja ada, bahkan untuk kepentingan sangga yang juga untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini memicu konflik dengan pasal menuntut kesetaraan hak dan kewajiban. Konflik ini seru. Terlebih lagi konflik dalam sanggah putri. Namun konflik dalam sangga putra pun tak kalah seru.
Setelah beberapa hal disiapkan, tibalah saat yang dinanti-nantikan. Ya! Hari keberangkatan. Malam H-1 keberangkatan, pm bbm siswa SMA 1 Batusangkar yang paling populer adalah ‘packing’. Manusiawi, karena ini tergolong usaha mengikuti tren. No problem so far.
Pagi-pagi buta, siswa kelas X telah hadir di sekolah dengan kesibukan akan barang bawaan pribadi dan kepentingan bersama dalam sangga. Pukul 08.00 wib diadakan apel untuk memastikan kesiapan calon peserta. Apel tersebut tidak berlangsung lama. Ketika matahari sepenggal naik, kloter pertama diberangkatkan. 8  sangga yang beruntung diberangkatkan sekaligus dengan 4 truk. Dengan lapang dada, sangga yang belum beruntungharus menantikan kepulangan 4 truk tersebut, kurang lebih berselang 2 jam, cukup membosankan dan cukup menyebalkan.
Dua jam berlalu, truk kloter pertama telah tiba untuk sangga kloter kedua. Pada kloter kedua terjadi cekcok karena rebutan truk keberangkatan. Ironisnya, salah satu sangga kloter pertama yang telah berada di lokasi ketinggalan tenda di sekolah. Huf. Lucu, bukan?
Sesampainya di lokasi, seluruh peserta putra dipersilakan untuk sholat Jumat berjamaah di masjid, dan peserta putri istirahat makan dsb. Usai istirahat sholat dan makan, peserta dipersilakan mendirikan tenda. Dengan pembekalan sebelumnya, tenda berhasil didirikan. Belum sempat menata barang di dalam  tenda, hujan deras mengguyur lokasi perkemahan. Sangga tanpa persiapan terpal telah tergenang air. Bahkan sangga dengan persiapan terpal punikut tergenang.
Sebagian peserta diungsikan ke posko, panitia sibuk mengevakuasi. Sebagian lainnya masih bertahan di tenda. Ketika hujan mengguyur, Tidak sedikit peserta yang bermain hujan, mulai dari sepak bola, kejar-kejaran, hingga bermain gerobak. Karena cuaca, upacara pembukaan yang dibukan oleh Kawarcab Tanah Datar terpaksa diadakan dalam ruangan. Beberapa acara yang seharusnya diadakan di lapangan juga terpaksa diadakan dalam ruangan, ini mengurangi keseruan perjusami kali ini.
Tidak sesuai harapan, hujan terus mengguyur hingga malam hari pertama. Beberapa sangga yang masih bertahan di tenda telah ikut dievakuasi, kecuali sangga 7. Sangga 7 dengan persiapan yang cukup dapat bertahan ditenda, bahkan dapat tidur di tenda.
Hari kedua, sangga yang meninggalkan tenda diminta kembali ke tenda, karena hujan telah reda. Pagi hari, seluruh sangga sibuk memasak, membalaskan dendam terhadap lapar yang hanya ditanggulangi dengan bekal seadanya. Dalam memasak pun terjadi keseruan yang tak terungkapkan, baik itu menertawakan teman yang tidak biasa memasak, hingga rebutan makanan. Hari kedua berlalu dengan santai. Malam harinya, beberapa peserta pilihan telah disiapkan untuk pengucapan Dasadharma pada acara api unggun. Namun, alam tidak mengizinkan, hujan kembali mengguyur. Meski tidak sederas hari pertama, tapi tetap saja menghambat berlangsungnya acara. Terlebih lagi banyaknya hal diluar rencana terjadi, banyak peserta jatuh sakit: demam tinggi, mag, asma dll. Bahkan tidak sedikit yang berhubungan dengan hal-hal mistis…. Malam terakhir di lokasi perkemahan, masih sama seperti malam sebelumnya. Tidak satu pun sangga yang bertahan tidur di tenda, termasuk sangga 7 yang sempat bertahan pada hari sebelumnya.
Hari terakhir, waktu terasa berlalu sangat cepat. Agenda paling seru di hari ketiga adalah hiking. Menentang arus sungai adalah bagian yang paling seru, disana kebersamaan, kekompakkan, dan peduli terhadap sesama terasa sangat kental. Salah satu Misi dalam hiking tersebut adalah menemukan bendera pramuka dalam perjalanan… Misi tersebut terpecahkan oleh sangga 7, lagi-lagi sangga 7. Kabarnya, sangga 7 menjadi sangga terbaik dalam perjusami kali ini. Namun, hingga penulisan berita ini masih belum diumumkan secara resmi.
Kembali dari hiking, peserta diberi waktu istirahat beberapa saat. Sehabis istirahat, peserta diinstruksikan untuk melepas tenda dan membersihkan lokasi sebersih mungkin, seperti pertama kali didatangi. Semua berlangsung sekejap, dan waktu untuk kembali ke rumah masing-masing tiba. Sama halnya dengan keberangkatan, untuk pulang pun tetap rebutan truk. Semua berarkhir dengan keseruan, dan  hanya di perjusamilah wajah sederajat dengan piring, keduanya sama-sama dicuci di sungai. (grs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Luangkan Waktu Anda untuk Mengisi Komentar pada kolom yang telah disediakan demi pembaharuan kedepannya. Terima kasih

Designed By Mr. Miko