| Azmer - Kegagalan bukan segalanya (Miko) |
Journey1Batusangkar - “Azmer,” begitulah
beliau dipanggil. Guru kelahiran 3 Mei 1957 tersebut sudah tidak asing lagi
bagi siswa SMA 1 Batusangkar. Pria yang berbobot cukup
ideal itu, adalah salah satu guru yang akrab dengan murid-muridnya, selain beliau
adalah guru BK (Bimbingan Konseling), beliau juga tak wanti-wanti untuk mengingatkan dan menyampaikan kata-kata emasnya sebagai alat penghipnotis, sehingga murid-muridnya tersugesti. Tanpa kata-kata emasnya, beliau tentunya tidak mampu untuk menyandang status
sebagai guru BK.
Pakaian
merah putih, adalah awal dari sejarah pendidikan beliau, dimana beliau
melakukan baktinya sebagai pelajar di SD Negeri 1 Tanjung, Sungayang, sejak
tahun 1965-1970. Seperti pelajar pada umumnya, Azmer tentunya tidak selalu
berjalan di jalan yang mulus beraspal saja, ia tentunya pernah melewati jalan
yang menurun, mendaki, dan bahkan berlubang, ibarat kendaraan. Diantara
jalan-jalan tersebut, jalan berlubanglah yang umumnya dihindari oleh pengendara
agar terhindar dari bahaya, termasuk Azmer. Tetapi, Azmer tidak selalu berhasil
untuk menghindari lubang-lubang tersebut.
Di ujung sejarah pakaian merah putihnya,
beliau mengalami hal yang sangat di takutkan oleh pejuang-pejuang lainnya, yakni tidak lulus. Menerima kenyataan pahit
tersebut, Azmer didatangi “kekecewaan”. Cukup lama beliau berteman, bergilirnya waktu, Azmer sadar, bahwa teman barunya itu dapat membunuh dan menjerumuskannya. Ia tinggalkan teman
baru itu, Ia kembali melanjutkan perjalanan pendidikan setelah lubang menjatuhkannya. Berkat kerja
keras yang beliau lakukan, beliau berhasil mengendalikan keseimbangannya dalam berkendara. Sebagai imbalannya, beliau
menerima SIM (ijazah) layaknya
pengendara.
Akhirnya, SIM tersebut berada di tangan Azmer tahun
1971. Setelah beliau menerima SIM
(ijazah) tersebut, beliau melanjutkan
perjalanan pendidikan agar sampai tempat
tujuan. Beliau mengenakan seragam putih-biru nya di MTs swasta dari tahun
1971-1974. Beruntungnya, selama
perjalanan, beliau berada di jalan mulus
beraspal.
MAN
Sungayang (dahulu bernama MAIN), merupakan lokasi selanjutnya yang akan di
lalui Azmer menuju ke tepat tujuan.
Selama seragam putih abu-abu, beliau
belum mengenal siapa dirinya yang sesungguhnya. Banyak usaha yang ia lakukan
untuk akrab dengan diri sendiri.
Salah satu usaha yang dilakukan yakni
kegiatan belajar kelompok dengan teman-teman. Semenjak kegiatan tersebut, beliau
dapat mengakrabkan diri dengan diri sendiri. Setelah mengenal siapa diri
sendiri, beliau meraih posisi yang terdepan.
Mision completed in MAN, semakin dekat
dengan lokasi tujuannya. Perjalanan
selanjutnya, Azmer mencoba melewati
UNAND untuk menemukan arah lokasi
tujuannya. Ternyata, UNAND bukanlah arah yang cocok untuk Azmer lalui,
karena lulusan MA (Madrasah Aliyah) yang ia sandang. Karena UNAND bukanlah arah
yang cocok untuk ia lalui, Azmer memilih IKIP, Padang sebagai arah perjalanan
selanjutnya. Untuk melaui IKIP, terdapat dua arah yang harus Azmer pilih
diantaranya, yakni bimbingan penyuluhan dan hukum. Dengan petunjuk arah yang di
berikan Allah, beliau memilih bimbingan penyuluhan sebagai perjalanannya. Dan
ternyata, arah tersebut merupakan arah yang benar untuk mengantarkannya ke lokasi tujuannya. Pada 28 Februari 1981,
bimbingan penyuluhan telah berhasil ia susuri dengan status D3.
Tahun 1983,
beliau akhirnya sampai di lokasi tujuan,
dimana beliau diangkat sebagai guru BK di SMA 1 Batusangkar. Karena beliau
telah di notakan di SMA Padang Ganting selama 11 tahun (1983-1994), Azmer
melakukan kedua misinya secara
bergantian. Sampai pada waktunya, beliau
kembali bertugas di SMA 1 Batusangkar
sembari melanjutkan program S1-nya.
Meskipun
banyak halangan dan rintangan yang beliau hadapi dalam menempuh jenjang
pendidikan, beliau terus berusaha dan berjuang hingga akhirnya berhasil seperti
sekarang. Hal yang membuat dirinya termotivasi untuk terus berusaha adalah kegagalan.
Beliau terus dan terus menggali potensi dalam dirinya, serta melakukan kegiatan
yang bermanfaat, seperti belajar kelompok atau bertanya pada teman. Beliau
sadar, hal yang membuatnya gagal selama ini adalah karena kurangnya pemahaman
akan suatu mata pelajaran. ( RN12 dan
GR23 )
Reporter : Febriani
Gabriella
Reinaldo
Editor : Yumesa Fadilla Riyanto

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Luangkan Waktu Anda untuk Mengisi Komentar pada kolom yang telah disediakan demi pembaharuan kedepannya. Terima kasih