Breaking News

Rabu, 03 Februari 2016

Berawal Dari Sebuah Kegagalan

Azmer - Kegagalan bukan segalanya (Miko)

 Journey1Batusangkar - “Azmer,” begitulah beliau dipanggil. Guru kelahiran 3 Mei 1957 tersebut sudah tidak asing lagi bagi siswa SMA 1 Batusangkar. Pria yang berbobot   cukup ideal itu, adalah salah satu guru yang akrab dengan murid-muridnya, selain beliau adalah guru BK (Bimbingan Konseling), beliau juga tak wanti-wanti  untuk mengingatkan dan menyampaikan kata-kata emasnya sebagai alat penghipnotis, sehingga murid-muridnya tersugesti.  Tanpa kata-kata emasnya, beliau tentunya tidak mampu untuk menyandang status sebagai guru BK.

Pakaian merah putih, adalah awal dari sejarah pendidikan beliau, dimana beliau melakukan baktinya sebagai pelajar di SD Negeri 1 Tanjung, Sungayang, sejak tahun 1965-1970. Seperti pelajar pada umumnya, Azmer tentunya tidak selalu berjalan di jalan yang mulus beraspal saja, ia tentunya pernah melewati jalan yang menurun, mendaki, dan bahkan berlubang, ibarat kendaraan. Diantara jalan-jalan tersebut, jalan berlubanglah yang umumnya dihindari oleh pengendara agar terhindar dari bahaya, termasuk Azmer. Tetapi, Azmer tidak selalu berhasil untuk menghindari lubang-lubang tersebut. Di ujung sejarah pakaian merah putihnya, beliau mengalami hal yang sangat di takutkan oleh pejuang-pejuang lainnya, yakni tidak lulus. Menerima kenyataan pahit tersebut, Azmer didatangi “kekecewaan”. Cukup lama beliau berteman, bergilirnya waktu, Azmer sadar, bahwa teman barunya itu dapat membunuh dan menjerumuskannya. Ia tinggalkan teman baru itu, Ia kembali melanjutkan perjalanan pendidikan setelah lubang menjatuhkannya. Berkat kerja keras yang beliau lakukan, beliau berhasil mengendalikan keseimbangannya dalam berkendara. Sebagai imbalannya, beliau menerima SIM (ijazah) layaknya pengendara.

Akhirnya, SIM tersebut berada di tangan Azmer tahun 1971. Setelah beliau menerima SIM (ijazah) tersebut, beliau melanjutkan perjalanan pendidikan agar sampai tempat tujuan. Beliau mengenakan seragam putih-biru nya di MTs swasta dari tahun 1971-1974. Beruntungnya,  selama perjalanan, beliau berada di jalan mulus beraspal.

MAN Sungayang (dahulu bernama MAIN), merupakan lokasi selanjutnya yang akan di lalui Azmer menuju ke tepat tujuan. Selama seragam putih abu-abu, beliau belum mengenal siapa dirinya yang sesungguhnya. Banyak usaha yang ia lakukan untuk akrab dengan diri sendiri. Salah satu usaha yang  dilakukan yakni kegiatan belajar kelompok dengan teman-teman. Semenjak kegiatan tersebut, beliau dapat mengakrabkan diri dengan diri sendiri. Setelah mengenal siapa diri sendiri, beliau meraih posisi yang terdepan.
         
        Mision completed in MAN, semakin dekat dengan lokasi tujuannya. Perjalanan selanjutnya, Azmer mencoba  melewati UNAND untuk menemukan arah lokasi tujuannya. Ternyata, UNAND bukanlah arah yang cocok untuk Azmer lalui, karena lulusan MA (Madrasah Aliyah) yang ia sandang. Karena UNAND bukanlah arah yang cocok untuk ia lalui, Azmer memilih IKIP, Padang sebagai arah perjalanan selanjutnya. Untuk melaui IKIP, terdapat dua arah yang harus Azmer pilih diantaranya, yakni bimbingan penyuluhan dan hukum. Dengan petunjuk arah yang di berikan Allah, beliau memilih bimbingan penyuluhan sebagai perjalanannya. Dan ternyata, arah tersebut merupakan arah yang benar untuk mengantarkannya ke lokasi tujuannya. Pada 28 Februari 1981, bimbingan penyuluhan telah berhasil ia susuri dengan status D3.

Tahun 1983, beliau akhirnya sampai di lokasi tujuan, dimana beliau diangkat sebagai guru BK di SMA 1 Batusangkar. Karena beliau telah di notakan di SMA Padang Ganting selama 11 tahun (1983-1994), Azmer melakukan kedua misinya secara bergantian.  Sampai pada waktunya, beliau kembali  bertugas di SMA 1 Batusangkar sembari melanjutkan program S1-nya.
         
      Meskipun banyak halangan dan rintangan yang beliau hadapi dalam menempuh jenjang pendidikan, beliau terus berusaha dan berjuang hingga akhirnya berhasil seperti sekarang. Hal yang membuat dirinya termotivasi untuk terus berusaha adalah kegagalan. Beliau terus dan terus menggali potensi dalam dirinya, serta melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar kelompok atau bertanya pada teman. Beliau sadar, hal yang membuatnya gagal selama ini adalah karena kurangnya pemahaman akan suatu mata pelajaran. ( RN12 dan GR23 )

 Reporter :         Febriani                       
                              Gabriella Reinaldo
Editor       :          Yumesa Fadilla Riyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Luangkan Waktu Anda untuk Mengisi Komentar pada kolom yang telah disediakan demi pembaharuan kedepannya. Terima kasih

Designed By Mr. Miko